[Medan | 27 November 2024] Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 25% pada semua produk dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan tarif 10% pada barang-barang asal China. Kebijakan ini diambil dengan alasan untuk mengatasi masalah migrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang melintasi perbatasan AS.
Trump menegaskan bahwa tarif tersebut akan tetap diberlakukan hingga kedua negara mengambil tindakan tegas untuk memberantas perdagangan narkotika, terutama fentanyl, dan menghentikan migran yang masuk secara ilegal.
Terkait China, Trump menuduh Beijing tidak cukup serius dalam mengatasi aliran obat-obatan terlarang yang masuk ke AS melalui Meksiko. Selama kampanye, Trump telah berjanji untuk mencabut status “negara paling disukai” China dan memberlakukan tarif yang jauh lebih tinggi, bahkan mencapai 60%, dibandingkan dengan tarif yang berlaku pada masa jabatan pertamanya.
China, yang saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam sektor properti, risiko utang, dan permintaan domestik yang lemah, diperkirakan akan mengalami dampak signifikan jika kebijakan ini diterapkan. Langkah Trump ini berpotensi memengaruhi hubungan perdagangan dengan negara-negara terkait dan menimbulkan reaksi lebih lanjut dari komunitas internasional.
Reaksi pasar terhadap pernyataan ini juga terlihat dengan depresiasi peso Meksiko lebih dari 1%, sementara dolar Kanada melemah sekitar 0,5%. Yuan China juga mengalami penurunan di pasar luar negeri.