[Medan | 16 Agustus 2024] Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2024 mencapai US$ 408,6 miliar, meningkat 2,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal I-2024 yang hanya 0,2% YoY.
Asisten Gubernur BI Edwin Haryono menyebutkan bahwa peningkatan tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta. Sedangkan kontraksi terjadi imbas penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada surat berharga negara (SBN) domestik, seiring masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
BI menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu. Selain itu, ULN bakal dikelola secara pruden, terukur, oportunistik, dan fleksibel demi mendapatkan pembiayaan yang paling efisien serta optimal.
Utang luar negeri menjadi salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). BI menyebut ULN terus dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaannya.
Sementara itu, ULN swasta pada kuartal ini mencapai US$ 196,5 miliar, tumbuh 0,3% secara tahunan dan tetap terjaga. Edwin menambahkan bahwa ULN Indonesia pada kuartal II-2024 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) yang berada di level 29,9%. Selain itu, ULN Indonesia didominasi oleh utang jangka panjang, dengan porsi sebesar 85,7% dari total keseluruhan.