Dalam survei yang diterbitkan oleh Bank for International Settlements (BIS) pada hari Senin (10/7/2023), 24 bank sentral di negara berkembang dan maju diperkirakan bakal memiliki mata uang digital yang siap beredar pada akhir tahun 2030 ini.
Adapun, bank sentral di seluruh dunia telah mempelajari dan bekerja pada versi digital dari mata uang mereka untuk penggunaan ritel, agar tidak meninggalkan pembayaran digital kepada sektor swasta dalam tenggat waktu yang semakin cepat berkurangnya penggunaan uang tunai. Beberapa juga sedang mempertimbangkan versi grosir untuk transaksi antara lembaga keuangan.
Sebagai informasi, sebagian besar Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) baru akan muncul di sektor ritel, di mana 11 bank sentral dapat bergabung dengan rekan-rekan mereka di Bahama, Karibia Timur, Jamaika, dan Nigeria yang sudah menjalankan mata uang digital ritel secara langsung. Sementara itu, 9 bank sentral dapat meluncurkan CBDC di sisi grosir, yang di masa depan dapat memungkinkan lembaga keuangan untuk mengakses fungsionalitas baru berkat tokenisasi.
Bank Sentral Swiss juga telah mengumumkan pada akhir Juni bahwa mereka akan mengeluarkan CBDC grosir di bursa digital Swiss sebagai bagian dari uji coba. Selain itu, Bank Sentral Eropa juga berencana untuk memulai uji coba euro digitalnya sebelum kemungkinan diluncurkan pada tahun 2028. Adapun, uji coba di China saat ini melibatkan 260 juta orang, dan 2 ekonomi besar lainnya, yaitu India dan Brasil, serta berencana untuk meluncurkan mata uang digital pada tahun depan.