Saham di Alibaba Group dan perusahaan teknologi China terkemuka lainnya telah meningkat karena investor menyambut baik perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma. Para investor menilai bahwa ini adalah awal dari berakhirnya tindakan keras Beijing terhadap sektor tersebut.
Pada hari selasa (28/3/2023), Jack Ma mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membagi Alibaba menjadi enam unit dan menjanjikan sebagian untuk IPO. Restrukturisasi ini pun menjadi aksi terbesar yang pernah dilakukan Jack Ma, si konglomerat teknologi dalam 24 tahun keberadaannya dalam sektor ini.
Saham grup yang terdaftar di Hong Kong pada hari Rabu melonjak sebanyak 16,3%, mengikuti reli 14,3% di sahamnya yang terdaftar di AS semalam. Saingan Alibaba, JD.com Inc juga naik sebanyak 7% dan raksasa game Tencent Holdings Ltd juga ikut naik sebesar 5%. Menurut Jon Withaar, direktur keadaan khusus Asia di Pictet Asset Management, perombakan Alibaba terasa seperti kelanjutan dari restrukturisasi pemerintah dari perusahaan teknologi dan pembubaran bisnis besar yang dominan di China.
Sementara itu, di Jepang, Softbank Group Corp yang memiliki 13,7% saham di Alibaba naik 5,6% dalam perdagangan hari rabu (29/3/2023). Kenaikan ini juga menjadi persentase kenaikan terbesar dalam lima bulan. Di sisi lain, saham Alibaba naik 13,2%.
Sebagai informasi, serangan peraturan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan China dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa perusahaan domestiknya yang paling dikenal, terutama di internet, pendidikan swasta, dan sektor real estat, telah menghapus miliaran dari nilai pasar dan mengurangi kepercayaan investor.