Sejumlah ekonom memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan tetap menahan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan digelar pada pekan ini. Proyeksi ini pun didasarkan pada inflasi yang terlihat semakin melandai.
Sebagai informasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2023 tercatat sebesar 0,09% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,33% (mtm). Dengan begitu, inflasi IHK secara tahunan menjadi 4,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 4,33% (yoy). Inflasi inti juga tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, dari 0,25% (mtm) menjadi 0,06% (mtm).
Selain itu, aliran modal asing ke pasar domestik serta nilai tukar Rupiah yang relatif stabil juga semakin mendukung proyeksi bahwa BI akan menetapkan suku bunga acuannya di level 5,75%. Pasalnya, berdasarkan data transaksi yang dihimpun Bank Indonesia (BI) periode 26 sampai 27 April 2023, non-residen di pasar keuangan dalam negeri mencatatkan beli neto sebesar Rp 6,02 triliun. Sementara itu, nilai tukar Rupiah juga tercatat menguat sebesar 4,11% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun 2023.
Menurut Ekonom BNI Sekuritas, Damhuri Nasution, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di 5,75%. Meskipun begitu, Damhuri mengatakan bahwa penting bagi Bank Indonesia untuk tetap mewaspadai berbagai indikator yang bisa mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Salah satu contohnya adalah peluang kenaikan suku The Fed sebanyak dua kali pada kuartal II-2023 ini, mengingat inflasi AS yang tampaknya masih sulit turun ke level yang ditargetkan The Fed, yaitu sebesar 2%.