Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tarif impor aluminium buatan Rusia menjadi 200%. Kabar ini kembali mencuat setelah pembahasan pada tahun lalu. Sebelumnya, Reuters melaporkan pada Oktober lalu bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan impor aluminium Rusia, yang bertujuan untuk memaksa Rusia agar menghentikan konflik di Ukraina.
Sebagai informasi, AS memang tidak tergantung kepada aluminium Rusia. AS bukanlah pembeli aluminium Rusia yang signifikan yakni hanya menyumbang sekitar 10% dari total impor AS. Bahkan, pangsa aluminium impor Rusia ini terus menyusut. Terakhir, Rusia hanya menyumbang sekitar 2,3% dari aluminium yang diimpor ke Amerika Serikat.
Namun, Rusia sendiri adalah produsen logam terbesar kedua di dunia setelah China, terhitung sekitar 6% dari produksi global atau sekitar 70 juta ton aluminium diproduksi Rusia pada tahun lalu. Sehingga, pengenaan tarif yang lebih tinggi diharapkan dapat menyulitkan Rusia.
Harga aluminium tiga bulan di London Metal Exchange mencapai rekor lebih dari 4.073 dolar AS per ton pada Maret 2022, sebulan setelah invasi Rusia ke Ukraina. Harga aluminium telah turun secara dramatis sejak saat itu, ke kisaran sekitar 2.441 dolar AS hingga 2.500 dolar AS per ton minggu ini.