Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen memperkirakan bahwa negara AS terancam default atau gagal bayar utang pada 1 Juni mendatang jika plafon utang tidak dinaikkan. Sebagai informasi, pada 19 Januari 2023, utang AS telah mencapai ambang batasnya sebesar US$ 31,4 triliun atau setara dengan Rp 474,7 kuadriliun.
Adapun, presiden AS Joe Biden akan melakukan pertemuan dengan empat pemimpin DPR AS di Gedung Putih pada minggu depan. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas mengenai AS terancam gagal bayar utang pada Juni 2023, karena kekurangan uang tunai.
Nah, jika gagal bayar benar-benar terjadi, maka hal ini akan menjadi bencana untuk perekonomian AS, dimana kegagalan bayar utang AS akan memicu pengangguran, membuat cicilan kredit semakin melambung, dan suku bunga yang lebih tinggi untuk kedepannya. Lantas, bagaimana dampaknya terhadap ekonomi Indonesia?
Menurut Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, gagal bayar utang AS bisa berdampak ke Indonesia. Menurutnya, akan ada potensi kekhawatiran masuk ke surat utang AS atau safe haven, sehingga kemungkinan akan ada arus modal asing tertahan yang sebelumnya ingin cepat direalisasikan.
Selain itu, Bhima juga mengatakan bahwa apabila ada kasus gagal bayar utang di AS, kemungkinan besar akan didahului adanya government shutdown. Hal itu tentu membuat situasi politik di AS menjadi tidak stabil. Akibatnya, fenomena ini juga akan berdampak pada kinerja ekspor, khususnya barang konsumsi dan komoditas mentah.
Selain itu, mata uang Rupiah bisa melemah, cadangan devisa menurun, ketidakpastian global tinggi, dan pemulihan ekonomi global dapat terhenti. Bhima mengklaim hal itu juga mengisyaratkan peluang ekonomi Indonesia untuk berkembang akan terpengaruh, meski saat ini masih sangat bergantung pada belanja rumah tangga yang cukup tinggi dibandingkan kinerja ekspor.
Bhima juga mengatakan, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5% hingga 2023 kemungkinan tidak akan terpenuhi jika AS benar-benar gagal memenuhi kewajibannya. Dia memperkirakan paling tidak hanya akan naik menjadi 4,5% hingga 4,8%.