Pada hari Senin (24/4/2023), Bank asal Swiss, Credit Suisse, melaporkan bahwa pihaknya telah kehilangan aset senilai 61 miliar franc Swiss atau setara dengan US$ 68 miliar pada kuartal I-2023. Arus keluar yang terus berlanjut juga menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi UBS Group AG dalam upaya menyelamatkan Credit Suisse.
Selain itu, Credit Suisse juga melaporkan bahwa simpanan nasabah turun hingga 67 miliar franc pada kuartal tersebut, dan telah ada deposito berjangka jatuh tempo yang tidak diperpanjang secara signifikan. Adapun, sebagian besar arus keluar aset berasal dari divisi manajemen kekayaan dan terjadi di semua wilayah.
Menurut analis Thomas Hallett di KBW yang berbasis di London, kemampuan Credit Suisse untuk menghasilkan pendapatan tampaknya sangat terganggu. Pada akhir Maret, aset yang dikelola oleh divisi manajemen kekayaan utama Credit Suisse turun dari 707 miliar franc pada periode yang sama tahun lalu, menjadi 502,5 miliar franc.
Bank yang telah berusia 167 tahun itu melaporkan hasil yang kemungkinan besar akan menjadi laporan terakhirnya, mengingat proses akuisisi oleh UBS akan segera selesai. Sebagai informasi, setelah insiden Credit Suisse yang terjerat gejolak pasar akibat runtuhnya pemberi pinjaman AS Silicon Valley Bank dan Signature Bank, UBS setuju untuk mengakuisisi Credit Suisse sebesar 3 miliar franc Swiss dalam bentuk saham dan membayar ganti rugi hingga 5 miliar franc. Jaminan keuangan negara sebesar 200 miliar franc juga disertakan.