Pada hari Kamis (16/3/2023), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah mengumumkan bahwa BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75% di tengah kekacauan global yang semakin memanas.
Indonesia telah mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah selama dua bulan berturut-turut dan mengisyaratkan jeda yang lebih lama. Perry mengklaim pilihan itu sejalan dengan pandangan BI bahwa kenaikan suku bunga tambahan tidak diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
Pengukur inti yang dipantau secara ketat oleh pembuat kebijakan ditetapkan untuk tetap berada dalam koridor target 2% -4% pada paruh pertama tahun 2023. Menurut Perry, perayaan Ramadhan diproyeksikan dapat memicu harga hingga bulan depan, tetapi inflasi utama akan kembali ke target pada bulan September.
Keputusan ini juga bertolak belakang dengan konsensus week yang dihasilkan CNBC Indonesia, di mana sejumlah lembaga memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps karena kekhawatiran BI akan kembali hawkish sebagai akibat dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Sebagai informasi, pada hari Selasa lalu, Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed tidak akan ragu mengerek suku bunga lebih besar dalam periode yang lebih lama. Pernyataan Powell tersebut juga langusng membuat rupiah anjlok 0,97% sepanjang pekan lalu.