Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dikabarkan telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal senilai US$ 31.4 triliun. Biden dan McCarthy sendiri dilaporkan melakukan negosiasi via panggilan telepon, selama kurang lebih 90 menit pada hari Sabtu malam, waktu setempat.
Meski belum diberitahukan secara detail, kesepakatan itu akan menangguhkan batas utang hingga Januari 2025, sambil membatasi pengeluaran dalam anggaran 2024 dan 2025, menarik kembali dana COVID yang tidak terpakai, mempercepat proses perizinan untuk beberapa proyek energi dan memasukkan beberapa persyaratan kerja tambahan untuk program bantuan pangan bagi orang miskin Amerika.
McCarthy sendiri mengatakan bahwa dia berharap dapat menyelesaikan penulisan Rancangan Undang-Undang (RUU) pada hari Minggu (28/5/2023). Ia kemudian akan melanjutkan pembicaraannya dengan Biden dan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu (31/5/2023) mendatang.
Di lain sisi, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, pada hari Jumat (26/5/2023) telah memperpanjang batas waktu paling cepat untuk penetapan gagal bayar utang pemerintah dari 1 Juni menjadi 5 Juni. Perpanjangan ini pun diharapkan dapat memberikan lebih banyak waktu kepada Gedung Putih dan para anggota Kongres Partai Republik untuk mencapai kesepakatan.
Adapun Biden mengatakan bahwa perjanjian ini adalah kabar baik bagi rakyat AS, dimana perjanjian ini dapat mencegah apa yang bisa menjadi bencana default, seperti resesi ekonomi, rekening pensiun hancur, dan jutaan pekerjaan hilang.