Recep Tayyip Erdogan telah resmi memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Turki putaran kedua. Hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa Erdogan sukses meraup 52,14% suara, sementara rivalnya, Kemal Kilicdaroglu, hanya meraup 47,86%.
Kemenangan ini pun menandakan berlanjutnya kembali masa pemerintahan Erdogan hingga tahun 2028. Usai kemenangan ini, Erdogan pun terlihat meledek rivalnya, dengan menyampaikan selamat tinggal kepada Kilicdaroglu yang kalah empat poin darinya.
Adapun, Turki diketahui sedang menghadapi inflasi tertinggi dalam 24 tahun, dan bahkan harga biaya hidup juga kian meroket. Lantas, kenapa Erdogan menang pilpres Turki padahal negaranya semakin “berantakan”?
Erdogan sendiri diketahui pintar mengambil hati pemilih. Pasalnya, selama memerintah, Erdogan selalu menerapkan nilai-nilai Islam di negara yang selama hampir satu abad ini di-definisi-kan sebagai negara sekularisme. Upaya Erdogan ini pun berhasil memupuk loyalitas mendalam di antara para pendukungnya yang konservatif.
Selain itu, usai gempa dahsyat yang mengguncang Turki pada 6 Februari lalu, Erdogan juga berjanji bakal menghabiskan dana berapa pun untuk merekonstruksi daerah-daerah yang terdampak gempa. Janjinya ini pun membuat partainya, AKP, memenangkan suara di 10 dari 11 provinsi terdampak gempa di Turki dalam pemilu.