Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%. BI meyakini perekonomian di dalam negeri masih kuat, meskipun tekanan global akibat ancaman gagal bayar Amerika Serikat meningkat.
Selain itu, suku bunga fasilitas simpanan alias deposit facility tetap dipertahankan di level 5%, dan bunga pinjaman atau lending facility juga tetap dipertahankan di level 6,5%. Adapun, sejak Agustus 2022 hingga bulan April lalu, BI telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 2,25%.
Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan ini pun diambil di tengah meningkatnya risiko pasar keuangan global karena ancaman gagal bayar AS. Sebagai informasi, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, sebelumnya telah mengumumkan apabila plafon utang tidak dinaikkan, maka pemerintahan Joe Biden akan kehabisan uang untuk membayar tagihan-tagihannya pada 1 Juni mendatang.
Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa ketidakpastian perekonomian global memang masih tinggi, ditambah lagi dengan pembahasan kenaikan plafon utang yang hingga saat ini masih belum nampak garis terangnya. Meskipun begitu, BI sendiri melihat pertumbuhan ekonomi dunia lebih tinggi dari ramalan awal dan vahkan mencapai 2,7% pada tahun 2023 ini. BI juga melihat prospek pertumbuhan ekonomi domestik masih kuat dan diperkirakan berada di kisaran 4,5% hingga 5,3%.