Pada hari senin (13/2/2023), Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, mengatakan bahwa Indonesia dan China sudah menyepakati nominal pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 18,24 triliun.
Angka tersebut disepakati setelah kunjungan pihak Indonesia ke Beijing, China beberapa waktu lalu. Kartika menjelaskan bahwa besaran angka cost overrun yang telah disepakati tersebut akan disampaikan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk kemudian disetujui oleh Komite. Dengan demikian, diharapkan akan ada ketok palu angka yang sudah final dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan.
Sebagai informasi, proyek kereta modern ini sudah dimulai sejak tahun 2016 dan ditargetkan rampung pada 2019. Namun, beberapa hambatan membuat targetnya terpaksa mundur ke 2023. Anggaran awal proyek ini adalah US$ 6,07 miliar, atau sekitar Rp 86,5 triliun, namun perhitungan terakhir diperkirakan menjadi sekitar US$ 8 miliar.
Menurut Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, kenaikan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung harus ditanggung bersama oleh China dan Indonesia sesuai dengan porsi kepemilikan masing-masing.