Harga minyak melesat di awal perdagangan Asia pada hari Kamis (13/7/2023). Melonjaknya harga minyak pun terjadi setelah data inflasi AS yang melambat memberikan harapan bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya lebih sedikit dari yang diisyaratkan.
Sebagai informasi, harga minyak mentah Brent naik 6 sen ke level US$ 80,17 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik sebesar 4 sen ke level US$ 75,79. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika pada hari Rabu (12/7/2023) pun menunjukkan bahwa tingkat inflasi AS telah turun menjadi 3% tahun-ke-tahun, dan menjadi yang terendah sejak Maret 2021.
Selain data inflasi AS yang melamban, harga minyak juga didorong oleh beberapa sentimen lainnya, seperti langkah Arab Saudi yang akan memperpanjang pengurangan produksi 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus mendatang, serta keputusan Rusia dan Aljazair untuk menurunkan tingkat produksi dan ekspor pada bulan Agustus dengan masing-masing sebesar 500.000 barel per hari dan 20.000 barel per hari.