Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,14% pada Juni 2023 (month-to-month/mtm). Capaian tersebut pun membuat angka inflasi dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy) menjadi 3,52% jika dibandingkan dengan Juni 2022, dan sekaligus menjadi inflasi terendah sejak awal tahun ini.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,10%. Adapun, daging ayam ras andil 0,06%, tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,04%, telur ayam ras dengan andil 0,02%. Tak hanya itu, inflasi juga didorong oleh kenaikan biaya kontrak rumah, harga bawang putih, rokok kretek filter dan timun dengan andil masing-masing sebesar 0,01%.
Sedangkan bila dilihat dari segi wilayah, BPS mencatat ada 48 kota yang mengalami inflasi bulanan pada Juni 2023. Adapun, kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota Jayapura dengan catatan sebesar 1,36%, dimana penopang utama deflasi Kota Jayapura adalah komoditas tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 1,11%, tomat 0,25% dan beras 0,04%. Sementara itu, kota yang mengalami deflasi terdalam secara bulanan adalah Kota Sumenep yang mencatat deflasi sebesar 0,42%.