Inflasi tahunan Indonesia sudah turun di bawah target batas atas 4% pada Juni 2023. Namun, Bank Indonesia (BI) kemungkinan masih belum akan memangkas suku bunganya hingga akhir tahun ini, karena arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang dinilai masih hawkish.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni sebesar 3,52% dibandingkan tahun lalu, di bawah perkiraan pasar sebesar 3,64%. Realisasi ini juga merupakan rekor terendah dalam 14 bulan terakhir, dan melanjutkan tren penurunan dalam 4 bulan terakhir.
Menurut Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz, inflasi masih akan berada di kisaran 3,5% sampai akhir tahun karena harga pangan masih berpotensi naik pada kuartal kedua seiring dengan musim kemarau. Jadi, meskipun inflasi turun lebih cepat dari yang diperkirakan, Irman sendiri memproyeksikan bahwa BI masih belum akan memangkas suku bunga acuannya.
Menurutnya, suku bunga acuan akan dipertahankan sebesar 5,75% sampai akhir tahun, dan terdapat pula peluang bagi bank sentral untuk menaikkan bunga satu kali lagi sebesar 25 bps di sisa tahun ini, jika rupiah semakin tertekan oleh kebijakan moneter yang hawkish dari The Fed.
Sebagai informasi, The Fed telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25 persen. Namun, Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya mengisyaratkan masih akan ada kenaikan sebanyak dua kali hingga akhir tahun. Adapun, para ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga FFR sekitar 25-50 bps pada Juli dan/atau September ke level 5,5%-5,75%.