Sebagaimana diketahui, pada hari Senin (3/4/2023), Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi mengembalikan jam penutupan penutupan perdagangan bursa, yakni pada pukul 16.00 WIB. Periode pra-penutupan kemudian dipindahkan ke 15:50–16:00, dan segmen pasca-penutupan yang tadinya dijadwalkan pukul 15:01–15:15, kini mundur menjadi pukul 16:01–16:15.
Nah, dengan jam perdagangan bursa yang lebih lama, apakah nilai transaksi saham semakin ramai? Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, kembalinya jam penutupan bursa di pukul 16.00 WIB dapat meningkatkan tingkat frekuensi perdagangan saham dan meningkatkan likuiditas bursa saham Indonesia.
Namun, bukannya semakin ramai, nilai transaksi saham justru semakin sepi. Pada penutupan perdagangan hari Senin (3/4/2023), nilai rata-rata nilai transaksi (RNTH) bursa mencapai Rp 8,45 triliun dengan volume 19,81 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1.340.357 kali. Nilai tersebut masih cukup jauh dibandingkan dengan target RNTH bursa tahun ini, yang berada di kisaran Rp 14,75 triliun.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto, mengatakan bahwa nilai transaksi pada bulan April ini masih belum akan meningkat signifikan, mengingat sepanjang April hanya ada 14 hari perdagangan aktif di bursa dan sudah menjadi hal yang umum jika menjelang libur lebaran, pasar saham menjadi sepi. Menurutnya, kenaikan nilai transaksi di bursa baru akan terlihat di bulan Mei, dipengaruhi oleh kondisi pasar yang berangsur normal pasca bulan Ramadan dan libur lebaran serta investor yang sudah dapat beradaptasi dengan perubahan jam di bursa.