Menjelang keputusan kebijakan The Fed atas suku bunga di Amerika Serikat, Bank sentral China (PBOC) memutuskan untuk memangkas suku bunga kebijakan jangka pendek sebagai upaya untuk membantu memulihkan perekonomian. Adapun, bank sentral China menurunkan suku bunga berjangka tujuh hari sebesar 10 basis poin, menjadi 1,9%.
Pemangkasan tersebut pun menjadi pemangkasan yang pertama kalinya sejak Agustus 2022 lalu. Menurut Michelle Lam, Ekonom Greater China di Societe Generale SA, keputusan penurunan bunga acuan ini menandakan bahwa pembuat kebijakan akhirnya mengakui pelemahan ekonomi. Bahkan, ke depannya suku bunga acuan jangka menengah diperkirakan akan kembali dipangkas.
Sementara itu, banyak yang melihat bahwa China tidak bisa lagi mencapai pertumbuhan ekonomi dobel digit, bahkan rata-rata jangka panjang diperkirakan hanya berada di kisaran 4%. Adapun, profesor finansial Guanghua School of Management di Peking University, Michael Pettis memprediksikan bahwa pertumbuhan China tidak akan lebih tinggi dari 2% – 3% dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan survei Fedwatch CME, pelaku pasar memperkirakan akan adanya peluang 76% dari Fed untuk mempertahankan suku bunga, dan peluang 71% dari kenaikan pada bulan Juli. Sementara itu, nilai tukar yuan melemah 0,25% ke posisi 7,1618 terhadap dolar AS, usai Bank sentral China memutuskan untuk memangkas suku bunga jangka pendek karena kondisi ekonomi yang mengecewakan.