Dalam dua bulan pertama tahun 2023, laba sektor industri China terus menurun. Itu terjadi karena permintaan yang lesu, sedangkan biaya produksi yang sangat tinggi karena China sedang berjuang untuk bebas dari efek jangka panjang pandemi.
Menurut angka yang dirilis pada hari Senin oleh Biro Statistik Nasional (NBS), pendapatan industri untuk seluruh tahun 2022 turun sebesar 4,0% sebelum kontraksi parah sebesar 22,9%, menunjukkan awal tahun yang suram bagi produsen secara keseluruhan. Menurut ahli statistik Sun Xiao, penurunan tersebut akibat permintaan yang masih lemah meski produksi industri meningkat.
Sementara itu, menurut Zhou Maohua, seorang analis di China Everbright Bank, penurunan pendapatan industri mobil merupakan hambatan signifikan pada keuntungan manufaktur. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan permintaan secara keseluruhan, kenaikan biaya produksi, berkurangnya subsidi mobil, dan perang harga. Menurutnya, departemen industri dan manufaktur harus terus membantu kebijakan publik dengan melonggarkan kendala keuangan, biaya, dan pembiayaan serta menjaga kepercayaan bisnis.
Laporan ini muncul setelah sejumlah langkah ekonomi Tiongkok yang mengungkapkan pemulihan yang tidak merata sebagai akibat dari konflik tiga tahun dengan Pandemi Covid. Misalnya, meskipun ada bantuan pemerintah yang substansial untuk meningkatkan pasar perumahan yang penting, penjualan ritel Cina masih meningkat secara menguntungkan sementara investasi properti masih menurun.
Beijing berusaha untuk menghidupkan kembali ekonomi dan menetapkan tujuan pertumbuhan moderat sekitar 5% untuk tahun ini sebagai tanggapan terhadap masalah ekonomi Tiongkok selama konferensi legislatif tahunan bulan ini. Selain itu, untuk pertama kalinya pada tahun ini, Bank Sentral China bulan ini secara tak terduga memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan sebagai cadangan penyokong pemulihan ekonomi.