Rupiah dibuka melemah 0,1% ke level 15.204 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini, hari Kamis (10/8/2023). Pelemahan Rupiah ini pun didorong oleh para investor yang tengah menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk menilai keputusan lebih lanjut terkait arah suku bunga The Fed.
Menurut ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri, perkembangan pasar valuta asing (valas) global saat ini masih dipengaruhi oleh prospek kenaikan suku bunga acuan The Fed yang dapat berlanjut karena pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi. Selain itu, pasar tenaga kerja AS yang masih kuat membuka peluang bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya ke depan.
The Fed sendiri dijadwalkan akan merilis data inflasi bulan Juli pada tanggal 10 Agustus 2023 malam, waktu Amerika Serikat. Tingkat inflasi tahunan di AS pun diproyeksikan meningkat menjadi 3,3% pada Juli 2023 dari 3% pada Juni. Menurut Reny, Rupiah dalam jangka pendek, masih cenderung bergerak di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 15.200 per dolar AS, sejalan dengan perkembangan di AS yang masih menjadi perhatian utama pasar.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya tampak bergerak bervariasi. Adapun pelemahan juga dialami peso Filipina 0,32%, dolar Taiwan 0,27%, ringgit Malaysia 0,04% dan yen Jepang 0,03%. Sebaliknya, won Korsel menguat tipis 0,06%, baht Thailand 0,03%, dolar Hong Kong, Singapura dan rupee India kompak menguat tipis 0,02%.