Pada hari Kamis (23/3/2023), saham Asia melonjak sementara dolar melemah setelah Federal Reserve AS mengisyaratkan akan menunda kenaikan suku bunga sebagai tanggapan terhadap ketidakstabilan di industri perbankan, meskipun juga menegaskan kembali komitmennya untuk memerangi inflasi yang kaku.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan secara umum, tetapi sebagai akibat dari krisis perbankan, ia merevisi perkiraannya menjadi lebih berhati-hati. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) naik 1% menyentuh level tertinggi dua minggu di 515,62.
Wall Street berakhir melemah tajam semalam karena investor mencerna pernyataan kebijakan Fed dan komentar dari konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell, dimana Powell mengatakan bahwa untuk menjinakkan inflasi, The Fed kemungkinan masih akan meningkatkan suku bunganya lebih lanjut. Sementara itu, E-mini berjangka untuk S&P 500 naik 0,54%.
Menurut alat CME FedWatch, pasar sekarang menilai kemungkinan 35% kenaikan 25 bps dan peluang 65% Fed berhenti pada pertemuan mendatang di bulan Mei. Di Asia, Nikkei Jepang (.N225) turun 0,22%, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia (.AXJO) turun 0,61%. Indeks CSI 300 blue-chip China (.CSI300) naik 0,6%, dan Shanghai Composite Index (.SSEC) naik 0,8%. Indeks Hang Seng Hong Kong (.HSI) melonjak 1,5%.
Sementara itu, di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur dolar terhadap mata uang utama lainnya, turun hampir 0,5% ke level terendah baru tujuh minggu di 101,92. Euro naik 0,45% menjadi $1,0904. Yen menguat 0,60% menjadi 130,64 per dolar, sementara sterling diperdagangkan terakhir di $1,2325, naik 0,50%.