Saham Eropa jatuh pada hari Selasa (21/2/2023), sementara dolar melayang mendekati level tertinggi dalam enam minggu, didorong oleh Zona euro, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat yang bersiap untuk mempublikasikan data PMI bulan Februari, dengan pelaku pasar mengamati tanda-tanda kebijakan moneter yang lebih ketat.
Pada awal perdagangan, Euro STOXX 600 (.STOXX) turun 0,2%, dengan indeks utama di Jerman, Prancis, dan Inggris dibuka sedikit di zona merah. Sementara itu, indeks ekuitas dunia MSCI (.MIWD00000PUS), yang melacak saham di 47 negara, turun 0,2%. Indeks S&P 500 juga terakhir turun 0,5%. Sebelumnya, saham Asia juga melemah, terbebani oleh prospek Federal Reserve AS yang tetap berada di jalur hawkish. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) turun 0,9% menjadi 529,97, jatuh di bawah posisi terendah enam minggu di 529,05 yang disentuh minggu lalu.
Selain itu, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival lainnya, terakhir di perdagangkan di 104,11, tepat di bawah tertinggi enam minggu di 104,67 yang disentuh pada hari Jumat. Sementara itu, euro turun 0,2% menjadi $1,067, dan diperkirakan akan menghentikan kenaikan empat bulan berturut-turut dan mengakhiri Februari dengan lebih rendah.
Fokus investor juga kuat pada rilis risalah pertemuan terbaru The Fed awal bulan ini pada hari Rabu ketika menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Pasar sekarang memperkirakan suku bunga AS mencapai puncaknya pada 5,30% pada bulan Juli dan tetap di atas 5% pada akhir tahun, menjauh dari ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih dalam tahun ini.
Di samping itu, harga minyak turun karena kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global akan mengurangi permintaan bahan bakar mendorong investor untuk mengambil keuntungan dari kenaikan hari sebelumnya. Minyak mentah Brent terakhir turun 66 sen, atau 0,8%, menjadi $83,41 per barel.