Pada hari Rabu (22/2/2023), DPR RI telah menerima Surat Presiden mengenai calon Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk periode 2023-2028. Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat ini, akan kembali dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipilih kembali sebagai gubernur BI untuk yang kedua kalinya.
Perry Warjiyo adalah seorang bankir yang berperan penting di Indonesia karena upayanya dalam membantu mempertahankan ekonomi Indonesia di tengah tantangan COVID-19 dan gejolak geopolitik. Perry Warjiyo juga sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) selama dua tahun sejak 2007.
Sebagai informasi, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin secara keseluruhan sejak Agustus tahun lalu, di bawah arahan Gubernur Perry Warjiyo. Selain itu, berbagai kebijakan yang diambil juga mampu membuat rupiah lebih stabil dan kini berada dalam tren penguatan.
Melansir Reuters, Jokowi sebelumnya mempertimbangkan beberapa kandidat lainnya selain Perry Warjiyo, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Gubernur BI Destry Damayanti, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam upaya memerangi inflasi, BI pada pekan ini juga memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan setelah enam kali kenaikan berturut-turut sebesar 225 basis poin. Namun demikian, dengan penurunan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan semula, Perry Warjiyo sendiri menyatakan tidak melihat perlunya menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Lantas, apa jadinya jika Perry Warjiyo terpilih kembali menjadi Gubernur BI? Terpilihnya Perry berarti arah kebijakan BI lebih terbaca oleh pasar, sehingga kemungkinan tidak akan memberikan dampak yang signifikan ke rupiah.