Dalam upaya merangsang pinjaman dan meningkatkan pemulihan ekonomi dari wabah pandemi dan keruntuhan pasar properti, bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), akan mengurangi jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan. PBOC akan memangkas rasio cadangan wajib (RRR) untuk hampir semua bank sebesar 0,25%. Kebijakan ini efektif berlaku mulai 27 Maret 2023. Sebagai informasi, PBOC terakhir memotong RRR pada bulan Desember lalu, dengan besaran yang sama.
Dalam upaya merangsang pinjaman dan meningkatkan pemulihan ekonomi dari wabah pandemi dan keruntuhan pasar properti, bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), akan mengurangi jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan. Selain itu, langkah tersebut juga bertujuan untuk memastikan likuiditas dalam sistem perbankan agar mempertahankan laju pinjaman sebagaimana yang terlihat pada Januari dan Februari.
Statistik pemerintah China menunjukkan bahwa setelah pembatasan pandemi dilonggarkan pada bulan Desember, belanja konsumen dan investasi di China meningkat kembali dalam dua bulan pertama tahun 2023. Namun, pemulihan ekonomi tetap masih dinilai tidak pasti, mengingat tingkat pengangguran yang masih tinggi, investasi real estate menurun, dan hasil industri tertahan oleh penurunan ekspor.
Xing juga mengatakan bahwa pemangkasan rasio cadangan wajib ini mungkin dikarenakan adanya kekhawatiran bahwa pertumbuhan kredit dapat merosot pada April. Hal ini setelah selesainya pembiayaan untuk sejumlah proyek investasi yang dipimpin pemerintah awal tahun ini.
Sementara itu, PBOC mengatakan, pemangkasan rasio cadangan wajib ini bertujuan untuk mempertahankan likuiditas yang wajar dan cukup, serta memastikan jumlah uang beredar meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Tingkat rata-rata rasio cadangan wajib di lembaga keuangan akan menjadi 7,6% setelah pemangkasan. Namun, pemangkasan tidak akan berlaku untuk bank yang memiliki suku bunga cadangan 5%.