[Medan, 06 Desember 2023] Kabar seru dari dunia kecerdasan buatan (AI)! Jadi begini, Meta Platforms, IBM, dan segerombolan startup dan peneliti baru-baru ini nyatanya bersatu dalam AI Alliance. Tujuannya? Mendukung metode pengembangan AI yang lebih terbuka dan kolaboratif!
Nggak bisa dipungkiri, perkembangan AI memang jadi topik panas, terutama dalam debat filosofis. Dua kubu besar yang bertarung di sini adalah OpenAI dan Google. Mereka punya pandangan yang beda soal arah masa depan AI.
OpenAI dan Google punya pendekatan tertutup, dengan menganggap bahwa kontrol penuh atas teknologi AI itu penting. Mereka ingin memastikan AI diterapkan secara etis dan bertanggung jawab serta nggak jatuh ke tangan yang salah.
Di sisi lain, ada kubu yang lebih memperjuangkan pendekatan terbuka. Mereka berpendapat bahwa berbagi teknologi AI bisa mendorong inovasi dan memastikan bahwa nggak ada satu pihak yang mendahului dengan bahaya.
Nah, baru-baru ini, Meta Platforms (yang punya TikTok dan Instagram), IBM, serta puluhan startup dan peneliti bergabung membentuk AI Alliance. Mereka punya keyakinan bahwa masa depan AI akan lebih baik jika dikembangkan secara terbuka. Kenapa? Supaya lebih banyak orang bisa akses manfaatnya, bangun produk inovatif, dan kerja bareng untuk keamanan.
Salah satu contoh konkritnya adalah Meta yang bikin model AI-nya, LLaMA, bisa diakses dan dimodifikasi oleh peneliti dan startup. Nggak hanya Meta, IBM juga punya pandangan yang serupa.
Sejauh ini, sekitar 50 perusahaan dan organisasi udah gabung dalam AI Alliance, termasuk Intel dan NASA. Yang menarik, OpenAI dan Google nggak masuk dalam anggota pendiri.
Berkembangnya AI memang menarik untuk terus kita ikuti. Mari kita saksikan bagaimana kolaborasi dan inovasi dalam AI akan membentuk masa depan yang semakin cerah! ????✨