[Medan | 1 Agustus 2025] Menutup perdagangan Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,87% ke level 7.484. Meski begitu, sepanjang Juli IHSG masih mengantongi penguatan 8,04%, mencerminkan optimisme pasar yang cukup kuat.
Memasuki Agustus, sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh kombinasi sentimen positif dan negatif, baik dari faktor eksternal maupun domestik.
Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump mulai 1 Agustus 2025 menjadi ancaman bagi pasar global. Tarif ini berpotensi memperlambat aktivitas ekonomi dunia serta memicu ketidakpastian geopolitik. Walaupun begitu, IHSG dinilai masih lebih defensif dibanding bursa regional lainnya, berkat dukungan dari saham-saham konglomerasi berkapitalisasi besar.
Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, menambahkan bahwa pada awal Agustus IHSG kemungkinan akan mengalami koreksi terlebih dahulu. Pasalnya, indeks saat ini sudah berada dalam kondisi overbought dan belum ada sentimen baru yang cukup kuat untuk mendorong kenaikan lanjutan.
Faktor domestik diperkirakan dapat memberikan dorongan bagi IHSG. Agustus merupakan puncak rilis laporan keuangan semester I-2025, yang berpotensi menghadirkan kejutan positif terutama dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan tambang logam mulia. Liza menilai sektor perbankan yang sebelumnya tertinggal (laggard) bisa mendapatkan momentum pemulihan dari laporan kinerja yang lebih baik.
Selain itu, stabilnya inflasi dan penguatan rupiah membuka peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga. Pemangkasan ini akan menjadi katalis positif bagi sektor domestik, termasuk saham perbankan dan properti.
Kiwoom Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak di kisaran 7.240–7.500 sepanjang Agustus, dengan potensi penguatan menuju 7.700 jika koreksi tidak menembus 7.220. Sementara Infovesta melihat rentang pergerakan di 7.250–7.650, dengan kemungkinan rebound setelah koreksi awal.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan optimistis dengan sektor teknologi, energi, properti, dan bahan baku yang dinilai masih memiliki ruang kenaikan.
Secara historis, IHSG memiliki kecenderungan positif di bulan Agustus, dengan rata-rata kenaikan 1,03% dalam 10 tahun terakhir. Namun, menembus 8.000 bukan hanya soal teknikal, melainkan juga tergantung pada keberlanjutan arus modal asing dan sentimen global yang kondusif.
Jika koreksi di awal bulan bisa dimanfaatkan investor untuk akumulasi, serta laporan keuangan emiten memberikan hasil di atas ekspektasi, target 8.000 bukan mustahil dicapai, bahkan bisa menjadi hadiah spesial di HUT RI ke-80.