[Medan | 12 Maret 2025] Harga saham PT Sanurhasta Mina Tbk (MINA) mendadak terbang hingga menyentuh Auto Reject Atas (ARA) dengan ditutup naik 34,39% ke level Rp 254 per saham pada perdagangan hari Selasa (11/3/2025).
Lonjakan ini terjadi di tengah rencana perusahaan untuk melakukan berbagai aksi korporasi strategis, termasuk rights issue dan perubahan dalam struktur manajemen. Selain itu, perusahaan juga telah mengumumkan akan menggelar Rapat Umum PemegHapang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (21/3/2025) untuk membahas berbagai keputusan penting.
Sebelum pelaksanaan RUPSLB, Sanurhasta Mina telah menyelesaikan proses tender wajib. Pada 21 Februari, perusahaan melaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) hasil dari penawaran tender wajib oleh Hapsoro atas saham Sanurhasta Mina.
Sebelum proses ini, Hapsoro memiliki kepemilikan langsung sebesar 5,73% atau 375 juta saham, sementara kepemilikan tidak langsung melalui PT Basis Utama Prima, yang merupakan pengendali MINA, mencapai 45,7% atau 3 miliar saham. Tender offer berlangsung dari 9 Januari hingga 7 Februari 2025, dengan total saham yang ditawarkan sebanyak 2,85 miliar lembar. Selama periode ini, terdapat 837 ribu saham publik yang dilepas dalam penawaran tender wajib.
Setelah penyelesaian tender offer pada 19 Februari 2025, kepemilikan langsung Hapsoro mengalami penurunan dari 5,73% menjadi 5,03%, sementara kepemilikan saham publik meningkat dari 48,56% menjadi 49,26%.
Selain pergantian direksi dan komisaris, agenda utama RUPSLB juga mencakup persetujuan aksi korporasi lainnya, termasuk Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Dalam aksi korporasi ini, Sanurhasta Mina berencana menerbitkan hingga 3.281.250.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Pelaksanaan rights issue ini tidak boleh melebihi 12 bulan setelah mendapat persetujuan RUPSLB, dengan target penyelesaian pada 2025.
Adapun dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis, peningkatan pendapatan, serta perbaikan profitabilitas perusahaan dan entitas anak.
Sementara itu, modal ditempatkan dan disetor MINA sebelum rights issue terdiri dari 6,56 miliar saham dengan nilai nominal Rp 131,25 miliar. Struktur kepemilikan saham sebelum rights issue adalah PT Basis Utama Prima sebagai pemegang saham mayoritas dengan 3 miliar saham (45,71%), diikuti oleh kepemilikan masyarakat sebesar 3,23 miliar saham (49,27%), dan Happy Hapsoro yang menguasai 329 juta saham (5,02%).
Setelah pelaksanaan rights issue, modal ditempatkan dan disetor meningkat menjadi 9,84 miliar saham dengan nilai nominal Rp 196,87 miliar. Struktur kepemilikan saham setelah rights issue tetap konsisten, di mana PT Basis Utama Prima masih memegang 45,71% saham, namun dengan jumlah kepemilikan meningkat menjadi 4,5 miliar lembar saham, sementara masyarakat tetap memiliki 49,27% saham, dengan jumlah meningkat menjadi 4,85 miliar lembar, serta Happy Hapsoro mempertahankan porsinya di 5,02%, dengan jumlah kepemilikan naik menjadi 493 juta saham.