[Medan | 7 Juli 2025] Dalam rangka menghindari penerapan tarif tinggi sebesar 32% dari AS, Indonesia menawarkan serangkaian konsesi strategis dalam pembicaraan dagang tengah pekan ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia bersedia menurunkan tarif impor atas sejumlah komoditas utama dari Amerika Serikat menjadi hampir nol, termasuk produk pertanian. Sebagai imbalannya, Jakarta menginginkan tarif ekspor Indonesia ke AS, seperti sektor elektronik, tekstil, dan alas kaki, dapat dikurangi secara signifikan.
Sebagai bagian dari paket komprehensif, pemerintah juga akan membeli gandum AS senilai sekitar US$500 juta, yang akan dipasok oleh anggota asosiasi penggilingan tepung seperti Indofood melalui mekanisme tender kompetitif.
Gabungan hal ini merupakan bagian dari kesepakatan MOU senilai US$34 miliar yang dijadwalkan ditandatangani seminggu setelah negosiasi, dan juga mencakup pembelian hingga 75 unit pesawat Boeing oleh Garuda Indonesia sebagai bagian dari paket penguatan hubungan bilateral.
Lebih lanjut, sebagai tanda “first mover” dalam negosiasi tarif, pemerintah menyepakati peluang investasi Amerika dalam sektor sumber daya kritis seperti tembaga, nikel, dan bauksit di Indonesia, sekaligus berjanji untuk meningkatkan impor energi dan hasil pertanian dari AS guna menyeimbangkan neraca perdagangan yang saat ini masih mencatat surplus sekitar US$17,9 miliar pada 2024.
Strategi penurunan tarif secara proaktif dan kesepakatan pembelian besar ini diharapkan memberi sinyal kepada Washington untuk menurunkan hambatan tarif unilateral. Namun, keputusan akhir terkait besaran tarif tetap berada di tangan Presiden Trump dan partainya, dengan tenggat negosiasi tarif yang ditetapkan pada 9 Juli mendatang.