Menurut beberapa sumber media, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati adalah salah satu kandidat yang dipertimbangkan untuk menjadi gubernur bank sentral berikutnya, menggantikan ketua saat ini yang masa jabatannya berakhir pada Mei.
Di bawah undang-undang bank sentral yang baru saja direvisi, Presiden Joko Widodo harus menyerahkan setidaknya satu nama ke parlemen pada bulan Februari, guna memberikan waktu bagi anggota parlemen untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan bagi kandidat sebelum memilih orang terbaik untuk jabatan tersebut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) saat ini, Perry Warjiyo, yang akan mengakhiri masa jabatan lima tahunnya pada 24 Mei, adalah seorang bankir karir yang berperan penting dalam mereformasi bauran kebijakan moneter BI. Dia telah mengawal respons BI terhadap pandemi, termasuk kebijakan yang tidak konvensional seperti membeli obligasi langsung dari pemerintah, bukan hanya di pasar sekunder. Sebagai informasi, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin sejak Agustus sebagai bagian dari siklus pengetatan bank sentral pasca pandemi.
Perry Warjiyo juga sedang dipertimbangkan untuk masa jabatan kedua dan terakhir. Beberapa sumber juga mencantumkan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan, Purbaya Yudhi Sadewa, dan Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, sebagai kandidat potensial lainnya.
Purbaya sendiri menolak mengomentari potensi pencalonannya saat dihubungi oleh Reuters. Ajudan khusus Sri Mulyani juga mengatakan bahwa belum ada pembahasan di Kementerian Keuangan tentang potensi pencalonannya sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru. Ketika ditanya tentang potensi pencalonannya, Sri Mulyani pada hari Selasa mengatakan fokusnya adalah pada perannya saat ini dan mengatakan mekanisme pemilihan gubernur baru akan didasarkan pada undang-undang.