Jepang telah meninggalkan Amerika Serikat untuk membeli minyak mentah Rusia di atas harga batas $60 per barel. Pembelian minyak oleh Jepang merupakan terobosan dalam upaya yang dipimpin AS untuk memaksakan batas global $60 per barel untuk pembelian minyak Rusia. Namun, sebuah laporan dari The Wall Street Journal mengatakan Tokyo, yang merupakan sekutu terdekat Washington di Asia, membuat AS menyetujui pengecualian tersebut.
Sebagian besar negara Eropa berhenti membeli minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Negara-negara G7 yang meliputi Jepang dan Uni Eropa dan Australia, tahun lalu menyetujui batas harga $60 per barel pada minyak mentah lintas laut Rusia untuk mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak sambil mencegah lonjakan harga global.
Pembatasan harga memungkinkan negara-negara non-Uni Eropa untuk terus mengimpor minyak mentah Rusia tetapi membatasi pengiriman, asuransi, dan perusahaan reasuransi untuk menangani kargo minyak mentah Rusia di seluruh dunia, kecuali jika dijual di bawah $60 per barel. Lalu, mengapa Jepang membeli minyak mentah dari Rusia?
Jepang diketahui hampir tak memiliki bahan bakar fosil sendiri dan sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan energi. Jepang juga adalah satu-satunya negara G7 yang tidak memasok senjata mematikan ke Ukraina. Menurut beberapa analis, ketergantungan Jepang pada minyak Rusia disebabkan oleh keraguan negara tersebut untuk sepenuhnya mendukung Ukraina melawan Vladimir Putin.
Sebagai informasi, Rusia menyumbang hampir sepersepuluh dari impor gas alam Jepang. Sebagian besar barang yang dikirim Jepang dari Moskow berasal dari proyek Sakhalin-2 di Timur Jauh Rusia. Tahun lalu, Jepang mengimpor 4,6% lebih banyak gas alam dari Rusia dibandingkan tahun sebelumnya.