Bank Indonesia (BI) akan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 15 dan 16 Maret 2023 mendatang. BI diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 5,75%. Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan bahwa prediksi ini sejalan dengan pernyataan BI beberapa pekan sebelumnya yang menyatakan tingkat suku bunga saat ini cukup untuk membawa inflasi turun ke target BI minimal 4% hingga akhir tahun 2023.
Namun, yang harus perlu dicermati adalah bagaimana pernyataan lanjutan dari Gubernur BI Perrry Warjiyo dan langkah BI selanjutnya dalam menyikapi kembali agresifnya langkah The Fed yang akan menaikkan FFR sebesar 50 bps di pekan depan, padahal rencana sebelumnya hanya 25 bps.
Data ketenagakerjaan AS yang masih tinggi hingga tumbangnya Silicon Valley Bank (SVB) disebut sebagai sentimen yang akan mempengaruhi kebijakan Bank Sentral AS, The Fed dan arah pergerakan pasar keuangan global. Meski pasar masih akan mengantisipasi terminal rate dari kenaikan FFR, Fed diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga acuannya.
Menurut Nicodimus, jika suku bunga BI naik bulan ini maka artinya BI kembali bersikap hawkish dan efeknya akan menambah risiko untuk pasar dan menekan IHSG. Ia juga menambahkan bahwa skenario BI untuk menurunkan suku bunga masih belum akan terjadi, setidaknya sampai kuartal III-2023 sambil mencermati perkembangan tren inflasi global, khususnya AS dan inflasi domestik.