IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Keuangan

SVB Financial Tumbang, Apakah Ini Pertanda Krisis?

By Aurelia Tanu 2 years ago Keuangan
SHARE

Kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga secara agresif telah memakan korban. Pada hari Jumat (10/3/2023), regulator perbankan California menutup Silicon Valley Bank (SVB) Financial Group. Tumbangnya SVB Financial ini merupakan kegagalan bank terbesar di Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan 2008. 

Sebagai informasi, SVB Financial ini merupakan bank nomor 16 terbesar di Amerika Serikat dan bank ini banyak mengguyur pinjaman ke startup teknologi. SVB tumbang hanya dalam 48 jam, setelah berencana mengumpulkan dana sebesar US$ 2,25 miliar atau setara dengan Rp 34,75 triliun. Menurut para analis, dampak SVB ini bisa merambat ke sektor perbankan secara keseluruhan bahkan sektor yang lainnya. Terlebih lagi, kondisi ekonomi global saat ini belum sepenuhnya pulih dari krisis pandemi Covid-19. Suku bunga di tingkat global juga masih sangat tinggi.

Pada hari Jumat lalu, saham SVB sendiri sudah dihentikan lagi perdagangan. Sementara itu, beberapa saham bank menengah AS mengalami penurunan tajam, dan indeks bank regional S&P 500 juga turun 4,3%. Selain itu, nilai pasar saham bank-bank AS turun lebih dari $100 miliar hanya dalam dua hari. Beberapa bank Eropa juga kehilangan sekitar 50 miliar dolar AS.

Lalu, apa dampak jatuhnya SVB Financial terhadap Indonesia? Krisis Finansial 2008 yang melanda Amerika Serikat dapat berdampak buruk bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Laporan Perekonomian Bank Indonesia 2008, nilai tukar rupiah mengalami tekanan depresiasi yang besar, melemah dari Rp 9.160/US$ pada Juli 2008. Selain itu, sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, cadangan devisa juga terkuras cukup dalam, dari US$ 60,56 miliar pada Juli 2008 menjadi US$ 51,6 miliar dolar AS pada akhir tahun 2008.

Krisis ekonomi pada tahun 2008 juga melahirkan sejumlah aturan dan kebijakan baru, terutama dalam pengawasan perbankan. Di antaranya adalah kenaikan penjaminan simpanan masyarakat di perbankan yang dijamin oleh LPS dari Rp100 juta menjadi Rp 2 miliar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga lahir setelah terjadinya krisis keuangan 2008/2009.

 

You Might Also Like

Penurunan Harga Cryptocurrency: Bitcoin Turun 4% Menjadi $42.200

Presiden Jokowi Menyarankan Bank untuk Mengucurkan Uang Tunai; Kemana Arusnya?

Regulator AS: Penyelesaian dengan Binance Jadi Contoh Bagaimana Regulasi Perusahaan Kripto

Mastercard Siap Borong Saham Lagi, Dividen Naik!

Bitcoin Menggebu di Atas $40,000, Sentimen Positif Merajai

TAGGED: Krisis Finansial 2008, Silicon Valley Bank, SVB Financial
Aurelia Tanu March 13, 2023 March 13, 2023
Previous Article Data Tenaga Kerja AS Membaik, Apakah The Fed Akan Pertahankan Suku Bunganya?
Next Article Di Tengah Krisis Bank AS, Apakah BI Masih Akan Tetap Mempertahankan Suku Bunganya?
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?