Pada hari Rabu (19/7/2023), harga minyak dunia terpantau melonjak setelah China mengumumkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan maksimal. Selain itu, harga minyak dunia juga melonjak merespon sentimen pasokan yang ketat di Rusia dan persediaan di AS yang menipis.
Adapun, harga minyak mentah brent berjangka naik 9 sen atau 0,1% menjadi USD 79,72 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS stabil di USD 75,75 per barel. Sebagai informasi, pada hari Selasa kemarin, China mengumumkan bahwa negaranya bakal mengeluarkan kebijakan baru atau stimulus untuk memulihkan dan memperluas konsumsi masyarakatnya.
Stimulus tambahan ini pun diharapkan dapat mendorong ekonomi dan permintaan minyak mentah dari negara dengan ekonomi terbesar kedua ini. Di sisi lain, Kementerian Energi Rusia mengumumkan bahwa negara tersebut akan mengurangi ekspor minyak sebesar 2,1 juta ton pada kuartal ketiga sejalan dengan rencana pemotongan ekspor sukarela sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus.
Sementara itu, persediaan minyak mentah, bensin, dan minyak sulingan di AS semuanya turun pada minggu lalu, dimana stok minyak mentah turun sekitar 800.000 barel pada hari Selasa. Adapun, pasar mengharapkan laporan inventaris mingguan oleh Administrasi Informasi Energi AS pada hari Rabu nanti yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam persediaan minyak mentah AS, sehingga memberikan lebih banyak dukungan untuk harga minyak.