Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Mei 2023 mencapai 4,00% secara tahunan (year on year). Inflasi pada bulan Mei ini pun sudah kembali ke target Bank Indonesia (BI), yakni sebesar 2% hingga 4%, meski masih berada di batas atas.
Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, cepatnya pengendalian inflasi tersebut membuktikan bahwa langkah untuk pengendalian permintaan dari sisi moneter cukup berhasil. Sebagai informasi, penyumbang utama inflasi pada bulan Mei 2023 berasal dari kelompok transportasi.
Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 10,62% secara tahunan dengan andil sebesar 1,29%. Kemudian disusul oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mencatat inflasi 4,27% dan berkontribusi sebesar 1,13% terhadap inflasi. Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencatat inflasi sebesar 2,48% dengan andil sebesar 0,48%.
Adapun, dari sisi komoditas, penyumbang terbesar datang dari komoditas bensin dengan andil 0,91%. Lalu, disusul beras dengan andil 0,38%, rokok kretek filter dengan andil 0,23%, kontrak rumah dengan andil 0,13%, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,13%.
Sementara itu, inflasi inti pada bulan Mei 2023 turun menjadi 2,83% yoy. Penurunan ini disebabkan oleh permintaan masyarakat yang berkurang, karena faktor musiman dan adanya pergeseran permintaan masyarakat ke pos perhitungan inflasi lainnya. Di samping itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun ini akan turun ke level 3,3%, dan berada di rentang 1,5%-3,5% di tahun berikutnya.