Pada bulan Juli 2023 mendatang, Arab Saudi bakal melakukan pemangkasan produksi minyak mentah sebanyak 1 juta barel per hari. Adapun, pemangkasan ini merupakan bagian dari kesepakatan negara anggota OPEC+, yang membatasi produksi sebagai tanggapan atas rendahnya harga minyak dan kelebihan pasokan.
Sebelumnya, OPEC+ telah melakukan pemotongan sebesar 3,66 juta barel per hari, dan sebesar 3,6% dari permintaan global, termasuk 2 juta barel per hari yang disepakati tahun lalu dan pemotongan sukarela sebesar 1,66 juta barel per hari yang disepakati pada bulan April. Adapun, pemotongan itu berlaku hingga akhir tahun 2023. Namun, OPEC+ pada hari Minggu (4/6/2023), mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk memperpanjangnya hingga akhir tahun 2024.
Menurut kementrian energi Saudi, produksi negara itu nantinya akan turun menjadi 9 juta barel per hari (bph) pada bulan Juli, dari sekitar 10 juta barel per hari pada bulan Mei. Pengurangan ini pun menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Sebagi informasi, OPEC+ memproduksi sekitar 40% minyak mentah dunia, sehingga keputusan kebijakannya dapat berdampak signifikan pada harga minyak.
Pada hari Senin (5/6/2023), harga minyak mentah dunia terpantau menguat seiring dengan sentimen pemangkasan produksi. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,12% atau 0,80 poin ke posisi US$72,52 per barel, dan minyak mentah Brent menguat 1,02% atau 0,78 poin ke posisi US$76,91 per barel.