[Selasa, 12 Desember 2023] Pada sesi Asia awal kemarin, Bitcoin mengalami penurunan sebesar 4%, menyentuh angka $42.200 dari tinggi sebelumnya yang mencapai $43.800. Ether juga mengalami penurunan sekitar 5%, mencapai $2.230, bersamaan dengan mayoritas altcoin lainnya yang ikut merosot.
Dampak dari penurunan ini terasa di bursa terpusat dengan terjadinya likuidasi yang signifikan dari posisi long. Volatilitas pasar mengakibatkan likuidasi melebihi $94 juta dalam posisi bitcoin, di mana mayoritas ($85 juta) merupakan posisi long.
Secara keseluruhan, pasar kripto mencatat likuidasi sebesar $320 juta dalam posisi long, menyumbang total likuidasi sebesar $360 juta di berbagai bursa, menurut data CoinGlass.
Dalam pasar derivatif, likuidasi terjadi ketika posisi trader harus ditutup secara paksa karena dana yang tersedia tidak mencukupi untuk menutupi kerugian. Situasi ini terjadi saat pergerakan pasar tidak mendukung posisi trader, mengakibatkan habisnya margin awal atau jaminan yang disetorkan.
Will Sheehan, pendiri penyedia data Parsec, mencatat adanya lonjakan likuidasi DeFi sekitar $2 juta. Ia menyebut bahwa ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari setahun bahwa “ritel mendapatkan leverage on-chain.”
Di pasar derivatif, tingkat pendanaan untuk bitcoin, ether, dan cryptocurrency lainnya turun di bawah +0,01% hari ini, menurun dari level lebih dari +0,1% yang diamati dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini menunjukkan adanya penurunan permintaan untuk leverage long, menurut data CoinGlass.
Meskipun terjadi penurunan harga saat ini, analis tetap optimis terhadap cryptocurrency menuju tahun 2024. Para ahli di perusahaan manajemen investasi VanEck memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai rekor tertinggi baru pada kuartal keempat tahun depan. Optimisme ini didorong oleh harapan terhadap acara halving Bitcoin yang akan datang dan peluncuran potensial dari exchange-traded fund (ETF) bitcoin spot.