Hingga kini, krisis sektor perbankan yang terjadi di Barat masih menjadi sorotan masyarakat. Berawal dari kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat, kemudian Credit Suisse di Eropa yang juga nyaris mengalami hal yang sama. Sementara itu, kabar terbaru dari sektor perbankan juga datang dari Standard Chartered.
Bank yang berpusat di Inggris ini menyatakan bahwa mereka akan menjual bisnisnya di Yordania. Selain itu, Standard Chartered juga berencana keluar dari enam negara lainnya di Afrika dan Timur Tengah. Sebagai informasi, semua operasi Standard Chartered di Yordania, dari perbankan swasta hingga perbankan komersial dan kelembagaan, telah disetujui untuk diakuisisi oleh Arab Jordan Investment Bank (AJIB). Dalam pernyataan yang sama, semua karyawan Standard Chartered juga akan ditransfer ke AJIB.
Menurut CEO Standard Chartered Afrika dan Timur Tengah, Sunil Kaushal mengatakan bahwa penjualan perusahaan dilakukan sesuai dengan tujuan dunia untuk meningkatkan efisiensi, menyederhanakan operasi, dan lebih memusatkan sumber daya di tempat-tempat dengan potensi terbesar untuk perkembangan.
Sebaliknya, AJIB mengatakan bahwa pembelian tersebut dirancang untuk meningkatkan pangsa pasar di Yordania, yang telah berkembang sejak membeli unit HSBC pada tahun 2014 dan Bank Nasional Kuwait pada tahun 2022. Dalam beberapa pekan terakhir, keresahan di industri perbankan telah meningkat menjadi menjadi kekhawatiran yang serius. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa peningkatan stabilitas keuangan menimbulkan ancaman dan mendesak semua negara untuk berhati-hati.
Di Amerika Serikat, bank kecil sudah menjadi korban. Terjadi perpindahan simpanan nasabah dari bank kecil ke bank besar dengan nilai yang signifikan. Dampaknya, bank kecil bisa kekurangan modal. Menurut statistik dari Federal Reserve, simpanan di bank-bank kecil turun US$ 119 miliar menjadi US$ 5,46 triliun selama pekan 15 Maret. Namun, simpanan di bank-bank besar naik US$ 67 miliar menjadi US$ 10,74 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih khawatir krisis keuangan dapat menyebar, terutama ke bank-bank kecil setelah kematian SVB.