Mengingat bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang banyak dan Australia merupakan penyuplai lithium dunia, Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Australia Barat untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik.
Atas potensi tersebut, maka kerja sama kedua negara ini diperlukan untuk mengejar target pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Kerja sama ini dituangkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi peluang kemitraan dalam mineral kritis, seperti nikel.
Sebagai informasi, KADIN merupakan organisasi yang mewadahi para pengusaha Indonesia, sekaligus mitra strategis Pemerintah dalam mendorong pergerakan dunia usaha di Indonesia. Ketua umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa sinergi dari kedua negara dalam pengembangan industri baterai akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global dan menciptakan lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia. Selain itu, kedua negara memiliki cadangan mineral yang cukup penting untuk produksi baterai, dengan potensi untuk saling melengkapi satu sama lain untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan.
MOU ini juga mencakup upaya untuk mempromosikan investasi dan kerja sama untuk kepentingan timbal balik Australia Barat dan Indonesia. Terutama dalam mengoptimalkan peluang untuk mengembangkan mineral kritis dan industri baterai dengan nilai tambah tinggi. Dalam kolaborasi ini, Kadin Indonesia dan pemerintah Australia Barat akan membangun kemitraan industri dalam rantai pasokan mineral penting di kedua wilayah, serta berbagi informasi tentang pembaruan hukum atau peraturan. MoU ini juga diharapkan dapat mempercepat kerja sama dan merangsang pengembangan industri baterai dan EV global.